Jumat, 27 Januari 2017

LP ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

LANDASAN TEORI ANEMIA

A.     LANDASAN TEORI MEDIS
1.       Pengertian
Anemia adalah gejala kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponenedarah,elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah ( Doengoes, 1999 ).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hemotokrit di baawah normal ( smeltzer , 2002 : 935 )
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas HB dan volume packed red bloods cells ( hematokrit ) per 100 ml darah ( price , 2006 : 256 )
2.       Etiologi
Peneyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan pencerminan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetic, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab Umum dari Anemia
Penyebab umum Anemia
1.       Perdarahan hebat
2.       Akut ( mendadak )
3.       Kecelakaan
4.       Pembedahan
5.       Persalinan
6.       Pecah pembuluh darah
7.       Penyakit kronik ( menahun )
8.       Perdarahan hidung
9.       sel darah merah
10.   Pembesaran limpa
11.   Pembesaran limpa
12.   Kerusakan mekanik pada sel darah merah

13.   Wasir ( hemoroid )
14.   Ulkus peptikum
15.   Berkurangnya pembentukan sel darah merah
16.   Kekurangan zat besi
17.   Kekurangan vitamin B12
18.   Kekurangan asam folat
19.   Kekurangan vitamin C
20.   Penyakit kronik
21.   Meningkatnya penghancuran




3.       Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang belakang kalangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagal sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksis, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyabab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi ) pada khasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah ( disolusi ) terjadi terutama dalam system fagosotik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses inbilirubin yang sedang terbentuk dan fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan dekstrusi sel darah merah ( hemolisis ) segera direplikasikan dengan meningkatkan bilirubin plasma ( konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang ; kadar 1,5 mg / dl mengakibatkatkan ikteri pada sclera.
4.       Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai system dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologic ( syaraf ) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexsia ( badan kurus kerempeng ), pica serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia 5 L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala ini adalah munculnya sclera ( warna pucat pada bagian kelopak mata bawah )
Anemia bisa menyebabkan kelemahan, kelelahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung ( sjaifoellah, 1998 ).
5.       Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terinfeksi. Gampang batuk – pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat ( sjaifoellah, 1998 ).



6.       Pemeriksaan penunjang
1.       Jumlah darah lengkap ( JDL ) : HB dan Hematokrit menurun
2.       Jumlah eritrosit : menurun ( AP ), menurun berat ( aplastik ) ; MCV ( volume corpuskula rerata ) dan MCH ( HB korpuskular rerata ) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik ( DB ), peningkatan ( AP ), pansipotenia ( aplastik )
3.       Jumlah retikulosit : bervariasi misalnya : menurun ( AP ), meningkat ( respon sumsum tulang belakang terhadap kehilangan darah / hemolisis
4.       Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk ( dapat mengindikasikan tipe khusus anemia )

5.       LED  : peningkatan menunjukan adanya reaksi inflamasi, missal : peningkatan kerusakan sel darah merah atau penyakit maligasi.
6.       Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnose anemia missal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
7.       Tes kerapuhan eritrosit : menurun ( DB )
8.       Jumlah trombosit
9.       Masa perdarahan : memanjang ( aplastik )


7.       Penatalaksanaan medis
Tindakan umum :
Pelaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang
1.       Transpalasi sel darah merah
2.       Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi
3.       Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4.       Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5.       Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6.       Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau




8.       Pengobatan ( untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya )
a.       Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
a.       Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
b.       Pemberian preparat Fe
c.       Perro sulfat 3 X / 200 mg / dl per oral sehabis makan
b.       Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
c.       Anemia asam folat : asam folat 5 mg / hari / oral
d.       Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah.















B.       Landasan teori keperawatan
1.       Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh ( boedihartono, 1994 )
Pengkajian pasien dengan anemia ( Doengoes, 1999 ) meliputi :
a.       Aktivitas / istirahat
Gejala :  keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktivitas ; penurunan  semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan rendah, kebutuhan untuk    istirahat dan tidur lebih banyak
Tanda  : Takikardia / Takipnea ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat, letargi menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak tegak bahu menurun, postur lunglai,      berjalan lambat, dan tanda – tanda lain yang menunjukan keletihan
b.       Sirkulasi
Gejala  : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GL kronis, menstruasi
berat  ( DB ), angina, CHF ( akibat kerja jantung berlebihan ), riwayat endokarditis infektif
kronis, palpates ( takikardia kompensasi )
Tanda  :  TD : peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar  
hipotensi postural, disritmia, abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran   atau depresi gelombang T; takikardia, bunyi jantung : murmur diastolic ( DB ),    ekstremitas ( warna ) :pucat pada kulit dan membrane mukosa ( konjungtiva, mulut,            faring, bibir ) dan dasar kuku, ( catatan : pada pasien kulit hitam, pucat dapat      tampak sebagai ke abu – abuan ) , kulit seperti berlilin, pucat ( aplastik, AP ), skelara         : biru atau putih : seperti  mutiara ( DB ), pengisisan kapiler melambat ( penurunan        aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi ), kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok ( koilonika ) DB ), rambut : kering, mudah putus, menipis,     tumbuh uban secara premature ( AP )
c.       Integritas Ego
Gejala :  Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan   transfuse darah.
Tanda :  Depresi



d.       Eliminasi
Gejala :  Riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom malabsorbsi (DB). Hemotenesis,             feses dengan darah segar, melena, diare atau konstipasi, penurunan haluaran urine.
Tanda :  distensi abdomen
e.       Makanan / cairan
Gejala  : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah / masukan produk
sereal tinggi ( DB ), nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan ( ulkus pada faring ), mual / muntah, dyspepsia, anoreksia, adanya penurunan BB, tidak pernah puas             mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan   sebagainya.
Tanda   :  lidah tampak merah daging / halis ( AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12 ) membran mukosa kering, pucat, turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut, hilang elastisitas ( DB ), stomatitis dan glositis ( status defisiensi ), bibir : selitis misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah ( DB )           
f.        Neurosensori
Gejala :sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi, insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata, kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah; parastesia tangan/ kaki ( AP ) ; kaldifikasi, sensasi           menjadi dingin.
Tanda  :  peka rangsang, gelisah,depresi cenderung tidur, apatis, mental, : mampu
berespons, lambat dan dangkal, oftalmik : hemoragis retina ( apalastik, AP )   epitaksis : perdarahan dari lubang – lubang, gangguan koordinasi, ataksia,          penurunan rasa getar, tanda Romberg positif, paralisis ( AP )
g.       Nyeri / Kenyamanan
Gejala  : nyeri abdomen samara : sakit kepala
h.       Pernapasan
Gejala   :  riwayat TB, abses paru. Napas pendek istirahat dan aktivitas
Tanda   :  takipnea, ortopnea, dan dispnea
i.         Keamanan
Gejala   :  riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, radiasi, baik terhadap     
pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran     terhadap dingin dan panas. Transfuse darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda   :  demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfa denopati umum.

j.         Seksualitas
Gejala  :  perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore ( DB ), hilang                      libido ( pria dan wanita ), impoten
Tanda  :  serviks dan dinding vagina pucat

2.       Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada diagnosa medis Anemia yaitu :
a.       Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrien ke sel.
b.       Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
d.       Resiko tinggi Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis (anemia); gangguan mobilitas; defisit nutrisi
e.       Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek samping terapi obat
f.        Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder yang tidak adekuat, mis penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan); pertahanan utama tidak adekuat mis kerusakan kulit, stasis cairan tubuh, prosedur inflasif, penyakit kronis, malnutrisi
g.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan atau mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi
3.       Diagnosa Keperawatan, Intervensi Dan Rasional
a.       Perubahan perubahan jaringan berhubungan dengan penurunan Hb Kemungkinan dibuktikan oleh :
1)       Palpitas, angina
2)       Kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh
3)       Ekstremitas dingin
4)       Penurunan haluaran urine
5)       Mual / muntah, distensi abdomen
6)       Perubahan TD, pengisian kapiler lambat
7)       Ketidakmampuan berkonsentarsi, disorientasi
Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi Pasien akan : Menunjukan perfusi adekuat mis, TTV stabil, membrane mukosa warna merah mudah, pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat, mental seperti biasa.
NO
INTERVENSI
RASIONAL

1.
Mandiri
Awasi TTV, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membrane mukosa, dasar kuku

Memberikan informasi tentang derajat / keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi
2.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler
3.
Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi
Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial resiko infark

4.
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan laboratorium, misal : Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA

Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respon terhadap teraphy
5.
Berikan SDM darah lengkap / packed, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfuse
Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan

b.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, Kemungkinan dibuktikan oleh :
1)       Penurunan BB di bawah normal untuk usia, tinggi dan bangun badan
2)       Penurunan lipatan kulit trisep
3)       Perubahan gusi, membran mukosa mulut
4)       Penurunan toleransi untuk aktivitas, kelemahan dan kehilangan tonus otot

Hasil yang diharapkan / Kriteria evaluasi :
            Pasien akan :
1)       Menunjukkan peningkatan BB atau BB stabil
2)       Tidak mengalami mal nutrisi
3)       Menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan BB yang sesuai
No.
Intervensi
Rasional

1.
Mandiri
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

Mengidentifikasi defisiensi,  menduga kemungkinan intervensi
2.
Observasi dan catat masukan makanan pasien
Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
3.
Timbang BB tiap hari
Mengawasi penurunan BB atau efektivitas intervensi nutrisi
4.
Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering atau makan di antara waktu makan
Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan , juga mencegah distensi gaster
5.
Observasi  dan catat kejadian mual atau muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan
Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia atau hipoksia pada organ

6.
Kolaborasi
Konsul pada ahli gizi dalam pemberian diet

Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual







Tidak ada komentar:

Posting Komentar