Kamis, 21 April 2016

MERAJUT ASA BERSAMA ANAK JALANAN DI TEPI PANTAI LOSARI KOTA AMBON,,,,,

Mempunyai masa depan yang gemilang, kisah masa kecil yang bahagia tentu adalah harapan setiap insan manusia, akan tetapi taukah anda sekalian ada orang-orang yang tak mampu dari segi ekonomi mampu untuk mewujudkan harapan tersebut. Mereka adalah harapan terbesar bangsa ini yang terpaksa harus turun kejalan mencari pundi-pundi rupiah untuk bisa mencukupi ekonomi keluarga mereka, bukan karena tak mau tapi tak mampu.

Anak-anak jalanan kota ambon yang tiap hari membantu mencari rupiah dari berjualan kertas kresek dan jajanan di jalan, banyak orang berpikir bahwa orang tua mereka tidak mau menyekolahkan mereka hanya untuk mencari uang tambahan dari anak-anak mereka, sekarang saya ingin bertanya kepada siapapun yang berpikir begitu ataupun yang membaca tulisan ini, orang tua siapa yang tak mau anaknya hidup bahagia dan punya masa depan yang gemilang? Ya pasti setiap orang tua punya harapan yang sama kepada anaknya, keadaan yang membuat mereka begitu teman.


       Sekarang banyak orang yang selalu mengeluh jika kecopetan dan kalau ada yang kepergok nyopet langsung dihajar habis-habisan, banyak itu dari kalangan anak-anak, mereka yang seharusnya jadi harapan dan pondasi bangsa malah belajar untuk mencuri, pernahkan kalian berpikir kenapa mereka melakukan hal itu? Karena mereka tak pernah bersekolah? Ya tepat sekali, untuk itu kami disini bukan untuk mencari nama bahwa kami hanya mencari popularitas belaka, akan tetapi kami disini untuk belajar tentang kepedulian dan indahnya berbagi antar sesama, kamilah KOMUNITAS ANAK JALANAN DAN RELAWAN RUMAH ZAKAT AMBON yang senantiasa bersama untuk mengajarkan anak-anak disini apa yang tak mereka dapatkan di bangku pendidikan.
Untuk itu, bersama mari kita berpegang tangan saling menolong dan membuka diri kepada sesama, agar kita tau bahwa masih banyak saudara kita hidup dalam garis kemiskinan, masih banyak adik-adik kita yang tak bisa menikmati bangku sekolah pendidikan dan masih ada tetangga kita yang tidur dalam kelaparan.
SALAM RZ-AMBON dan KSJ KOTA AMBON 

Rabu, 20 April 2016

google-site-verification: googled85e2bd321dd958f.html

Pantai Batu Kuda Desa Tulehu

      Pantai Batu kuda yang ada di desa tulehu merupakan satu darisekian banyaknya potensi wisata yang ada di Maluku, khususnya di desa Tulehu. desa tulehu sendiri merupakan desa yang terletak di wilayak kabupaten Maluku Tengah, provinsi Maluku. desa yang melahirkan banyak pesepakbola nasional yang sudah tidak di ragukan lagi keahliannya dalam mengola sikulit bundar tersebut.
      selain objek wisata air panas Hatuasa, ternyata desa Tulehu juga menyimpan surga alam yang akan memanjakan mata, ya pantai batu kuda. objek wisata yang di buka beberapa tahun belakangan merupakan objek wisata alam yang akan memanjakan mata siapapun yang melihatnya, keindahan pantai, keindahan alam, kejernihan air lautnya dan para wisatawan akan bisa merasakan sendiri hangatnya air panas yang mengalir langsung dari gunung Salahutu jika air laut sedang surut.
      objek wisata ini dapat di tempuh menggunakan roda emat maupun roda 2, lokasinya pun tidak jauh dengan RSUD Tulehu, dan bagi yang tidak punya kendaraan pribadi bisa kok di akses menggunakan angkutan umum.




Peta Pulau Ambon

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PASIEN DENGAN POST OP SOFT TISSUE TUMOR


1.      Definisi
Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau hipertrofi.
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker, karsinoma, atau sarkoma tumbuh menyusup (infiltrative) ke jaringan sekitarnya sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar ke bagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas  dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif), dan umumnya tidak bermetastasis, misalnya lipoma. Klasifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik pada jaringan dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang sangat bervariasi, mulai dari yang relatif jinak sampai ke yang paling ganas. Pada satu organ dapat timbul satu atau lebih neoplasma yang sifatnya berlainan.
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor bergantung pada besarnya penyimpangan dalam pertumbuhan, dan kemampuannya mengadakan infiltrasi danmenyebabkan metastasis.
Bila kulit diatas benjolan masih baik dan tidak ada luka berupa borok, kemungkinan benjolan tersebut berasal dari bawah kulit yaitu dari jaringan lunak yang ada dibawah kulit atau bisa juga dari tulang iga, namun kemungkinan paling besar adalah dari jaringan lunak bila pembesarannya relatif cepat dalam waktu yang singkat.
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, lemak dan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian)
Tumor jaringan lunak dapat terjadi diseluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma (STS) .
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.
Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46% dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha.
Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
Penyebaran atau metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru (paling sering), ke liver, tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan disekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. Kanker jaringan lunak umumnya pertumbuhannya relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang keras, bila digerakkan agak sukar bergerak dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya.
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis, adalah dengan pemeriksaan biopsi, bisa dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bila ukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatan seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa oleh dokter patologi anatomi, dan dapat diketahui apakah tumor jaringan lunak yang jinak atau ganas. Bila ganas, dapat juga dilihat dan ditentukan jenis subtipe histologis tumor tersebut, yang sangat berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Bila diagnosis sudah ditegakkan, maka penanganannya tergantung pada jenis tumor jaringan lunak itu sendiri. Bila jinak, maka cukup hanya benjolannnya saja yang diangkat dan tidak ada tindakan tambahan lainnya. Bila tumor jaringan lunak hasilnya ganas atau kanker, maka pengobatannya bukan hanya tumornya saja yang diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah yang telah ditentukan, tergantung dimana letak kanker ini. Tindakan pengobatannya adalah berupa operasi eksisi luas. Penggunaan radioterapi dan kemoterapi hanyalah sebagai pelengkap, namun responsnya kurang begitu baik, kecuali untuk jenis kanker jaringan lunak yang berasal dari otot yang disebut embrional rhabdomyosarcoma. Untuk kanker yang ukurannya besar, setelah operasi, ditambah dengan radioterapi. Pada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko kekambuhan setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu setelah operasi biasanya penderita harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh berupa metastasis di paru, liver atau tulang.
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (http://www.dinkes.kalbar.go.id/).
Jadi kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.




2.       Etiologi ,
etiologi Soft Tissue Tumor :
·         Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam diagnosis.
·         Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong transformasi neoplastic.
·         Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
·         Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
·         Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.

3.       Anatomi fisiologi
jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai berikut :
·         Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil
·         Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.
·         Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan serabut elastic.

4.       Tanda dan Gejala.

Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
Dalam tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih besar, mendorong samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau menyebabkan masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak. dan dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa nyeri, karena dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit
.
5.       Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.
Tumors jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan.

proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
·         Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
·         Invasi lokal.
·         Metastasis jauh.

6.       Diagnosis
Satu-satunya cara yang handal untuk menentukan apakah suatu jaringan lunak itu jinak atau ganas adalah melalui biopsi. Karena itu, semua jaringan lunak yang bertambah besar harus biopsi. Biopsi dapat diperoleh melalui biopsi jarum atau biopsi dengan bedah. Selama prosedur ini, tenaga kesehatan membuat sebuah pengirisan atau menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel jaringan tumor dan diteliti lewat mikroskop. Setelah pemeriksaan tersebut dapat ditemukan jinak atau ganasnya sebuah tumor dan dapat menentukan tingkatannya.
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan biopsi, bisa dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bila ukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatan seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa oleh ahli patologi anatomi dan dapat diketahui apakah tumor jaringan lunak itu jinak atau ganas. Bila jinak maka cukup hanya benjolannya saja yang diangkat, tetapi bila ganas setalah dilakukan pengangkatan benjolan dilanjutkan dengan penggunaan radioterapi dan kemoterapi.









7.       Penatalaksanaan
Secara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumors tergantung pada tahap dari tumor. Tahap tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan dari tumor. Pengobatan pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
1.       medik
·         Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumors. Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan kambuh lokal dan memberikan yang terbaik bagi pembasmian dari tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau bagian dari lengan atau kaki.
Terapi medis termasuk eksisi endoskopik tumor di traktus gastrointestinal bagian atas misalnya: esophagus, perut (stomach), dan duodenum atau colon.
Terapi Pembedahan (Surgical Therapy)
Pembedahan (complete surgical excision) dengan kapsul sangatlah penting untuk mencegah kekambuhan setempat (local recurrence). Terapi tergantung lokasi tumor. Pada lokasi yang tidak biasanya, pemindahan lipoma menyesuaikan tempatnya. (blog.asuhankeperawatan.com/materilengkap),

·         Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk merawat tumor yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam beberapa studi, terapi radiasi telah ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal, tetapi belum ada yang berpengaruh pada keseluruhan hidup.

·         Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa. Penggunaan kemoterapi untuk mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum membuktikan untuk lebih efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh, kemoterapi dapat digunakan untuk Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak mungkin untuk membasmi penyakit.

2.       Keperawatan
Perhatikan kebersihan luka pada pasien
Perawatan luka pada pasien
Pemberian obat
Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah dilakukan operasi.







8.       Komplikasi
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani menggunakan  prosedur pembedahan komplikasi yang dapat muncul adalah :
·         Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak
·         Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian
·         Perdarahan akibat efek samping dari pembedahan
·         Infeksi jaringan akibat perawatan yang tidak steril

























KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
v  Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langka awal dari proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/ informasi tentang klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan. Tujuan pengkajian keperawatan adalah mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data sehingga ditemukan diagnosa keperawatan.
Pengkajian keperawatan meliputi :
·         Anamnesa, mengkaji riwayat kesehatan klien. Mengkaji dengan menggunakan PQRST
·         Mengumpulkan data objektif dari klien
·         Melakukan pemeriksaan fisik
·         Melakukan pemeriksaan penunjang

v  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi : pertama, adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah atau penyakit; kedua, faktor-faktor yang berkontribusi atau penyebab adanya masalah; ketiga, kemampuan klien mencegah atau menghilangkan masalah.
A.      Diagnosa pada saat pre operasi
·         Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

B.      Diagnosa yang muncul pada saat post operasi
·         Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi
·         Gangguan pola aktifitas berhubungan dengan luka post operasi
·         Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi


v  Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.

Rencana tindakan, rasional dan tujuan :

1.       Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan perfusi jaringan teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds.       Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
Do.       skala nyeri berkurang (skala 2)
klien bisa melakukan teknik relaksasi mandiri


Intervensi
Ø  Kaji nyeri PQRST
Rasional : dapat mengetahui penyebaran dan respon nyeri
Ø  Observasi keluhan utama
Rasional :mengetahui perubahan dan kondisi klien agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.
Ø  Manajemen nyeri
Rasional : dengan menejemen nyeri yang baik, dapat mengontrol nyeri
Ø  Atur posisi nyaman
Rasional : posisi yang benar dapat mengurangi penyebab nyeri
Ø  Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Rasional : analgetik dapat mengurangi nyeri secara faramakologi

2.       Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat beraktivitas dengan normal lagi,
Dengan kriteria hasil :
Ds.       Klien mengatakan sudah sedikit bisa berjalan
Do.       klien tampak tenang
      klien bisa berpakaian sendiri
klien dapat berpindah sendiri
Intervensi
Ø  Observasi keluhan utama
Rasional : merencanakan kegiatan agar pasien dapat melakukan kegiatan secara mandiri harus selalu memantau keluhan utama agar kondisi klien tidak memburuk.
Ø  Ajarkan teknik relaksasi
Rasional : agar klien dapat mengatasi nyeri di saat beraktifitas, walaupun hanya di tempat tidur.
Ø  Ajarkan ROM aktif dan pasif
Rasional : agar klien tidak kaku setelah beberapa hari perawatan tirah baring selama masih dalam pengaruh anestesi maupun intruksi dokter.


3.        Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas klien dapat berkurang
Dengan kriteria hasil :
Ds.       Klien mengatakan memahami tentang penyakitnya
Do.       klien tampak tenang
Intervensi
Ø  Motivasi klien
Rasional : agar klien tidak merasa sendiri dan merasa diperhatikan.
Ø  Berikan penkes tentang penyakit yang diderita
Rasional : klien mengetahui apa sebenarnya yang dia alami dan bagaimana penangananya, agar klien tidak merasa takut dan cemas tentang tindakan yang akan di lakukan selanjutnya.

4.       Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko infeksi pada klien dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds.       Klien mengatakan sudah lebih baik
Do.       klien tampak tenang
Intervensi
Ø  Kaji luka dan awasi tanda-tanda inflamasi
Rasional : mengetahui kondisi luka dan dapat menetukan intervensi selanjutnya sesuai dengan indikasi yang di peroleh.
Ø  Lakukan tindakan perawatan luka
Rasional : mencegah infeksi dan membersihkan luka dapat mempercepat penyembuhan luka.
Ø  Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Rasional : antibiotic berfungsi untuk mencegah inflamasi pada luka.

v  Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana.

v  Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya klien serta pencapaian tujuan dan ketepatan intervensi keperawatan.











DAFTAR PUSTAKA
Ø  Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. . Jakarta : EGC
Ø  Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Ø  Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Ø  Rahmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Banjarbaru: Akper Depkes.
Ø  Reeves, J. Charlene. Et al. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika
Ø  Tucker, Susan Martin et al.1999, Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3. Jakarta : EGC


































PATHWAYS